JAKARTA, iNewsBelu.id - Polisi menggunakan pendekatan restorative justice untuk menyelesaikan kasus Baim Wong dan Paula Verhoeven. Keduanya sebelumnya dilaporkan karena membuat prank video konten Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). "Alasan restorative itu karena polri tidak antikritik, ya nanti langsung dipidana nanti dibilang polisi ada kritik sedikit langsung nangkap orang, nanti dianggap masyarakat tidak benar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, Kamis (6/10/2022).
Zulpan mengatakan, petugas telah melayangkan panggilan kepada Baim Wong dan Paula Verhoeven untuk dimintai klarifikasi. Menurut dia, salah satu yang didalami terkait motif. "Nanti digali lagi apakah betul memang tujuannya itu becanda atau mencari keuntungan di medsos yang dia kelola itu, nanti kan sampaikan," ujar dia.
Keterangan dari kedua terlapor, kata dia diharapkan mampu membuat terang-benderang kasus sedang yang ditangani Polres Metro Jaksel ini.
"Nanti kalau dia tidak bisa membuktikan bahwa itu candaan atau bagaimana apalagi meniatkan ke kejahatan dia dipidana, nah itu maksudnya restorative," ujar dia. Menurut dia, tindakan Baim Wong dan Paula Verhoeven tak patut ditiru. Diduga, Baim dan Paula memanfaatkan situasi terkait isu KDRT yang sedang ramai. "Kemudian dianggapnya lelucon KDRT itu dengan membuat laporan palsu. Ini tentu masyarakat banyak yang tidak simpatik sama dia, apalagi setelah masyarakat tahu Lesti ini benar-benar mengalami KDRT," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Polisi Gunakan Restorative Justice di Kasus Prank KDRT Baim Wong, Ini Alasannya "
Editor : Stefanus Dile Payong