JAKARTA - Harga emas berjangka anjlok pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga emas memperpanjang kerugian untuk hari keenam berturut-turut karena spekulasi bahwa Fed akan memilih kenaikan suku bunga 75 basis poin di pertemuan September mendorong dolar menguat untuk hari keempat beruntun.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD14,5 atau 0,82% menjadi ditutup pada USD1.748,40 per ounce, berkubang di bawah level psikologis penting lainnya 1.750 dolar AS, demikian dilansir dari Antara, Selasa (23/8/2022).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai tertinggi enam minggu di 109,02.
"Harga emas melemah karena dolar kembali menguat saat investor bersiap untuk pidato yang berpotensi hawkish oleh Ketua Fed Powell di Jackson Hole Symposium," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
"Emas pada akhirnya akan menetap di kisaran perdagangan sempit, tetapi tampaknya mungkin sedikit lebih rendah karena risiko inflasi energi dan makanan dapat membuat The Fed tetap agresif dengan kenaikan suku bunga ke tahun baru," tambah Moya.
Investor juga menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada simposium ekonomi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/8/2022), berharap mendapatkan petunjuk tentang rencana suku bunga.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.
Sementara itu, Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago naik menjadi 0,27 pada Juli dari pembacaan revisi minus 0,25 pada Juni, mengalahkan perkiraan konsensus minus 0,10 dari para ekonom yang disurvei dan selanjutnya menekan emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 19,1 sen atau 1,0%, menjadi ditutup pada USD18,878 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh USD20 atau 2,25%, menjadi ditutup pada USD868 per ounce.
Editor : Stefanus Dile Payong