WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat belum berani melabeli Rusia sebagai negara sponsor terorisme. Sebab, Washington DC khawatir pelabelan semacam itu ditanggapi Moskow dengan mengingkari kesepakatan ekspor gandum dari Laut Hitam yang sudah terbentuk.
“Saya pikir kami (AS) selalu sadar bahwa Rusia akan bereaksi dalam beberapa cara ketika orang menolak agresinya. Jadi, pada tataran pengertian itu, ya (kami khawatir),” kata Kepala Kantor Koordinasi Sanksi Departemen Luar Negeri AS, James O'Brien, Jumat (19/8/2022).
Bulan lalu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dikatakan telah mendesak Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk memasukkan Rusia dalam daftar negara sponsor
Hal itu terungkap dalam percakapan telepon Pelosi dengan Blinken pada bulan yang sama. Politico dengan mengutip dua orang sumber melaporkan, dalam percakapan telepon tersebut, Pelosi bahkan sempat mengancam Blinken. Perempuan itu mengatakan, jika Departemen Luar Negeri AS tidak mau memasukkan Rusia dalam daftar tersebut, DPR AS yang akan melakukannya.
Saat ini, Moskow dan Kiev telah sepakat untuk membuka kembali berbagai pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Dengan begitu, Kiev dapat mengekspor lagi jutaan ton gandum dan biji-bijian lainnya yang telah tertahan di gudang-gudang penyimpanan Ukraina selama agresi militer Rusia.
Dunia internasional pun berharap, kegiatan ekspor gandum dari pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dapat membantu mengurangi krisis pangan global. Dilanjutkannya kembali pengiriman biji-bijian dari Laut Hitam berdasarkan perjanjian yang ditengahi oleh Turki dan PBB pada 22 Juli lalu. Perjanjian itu dicapai berkat pembicaraan empat arah yang diselenggarakan PBB di Istanbul dengan Rusia, Ukraina, dan Turki.
Editor : Stefanus Dile Payong