WASHINGTON, iNews.id - Menjelajah gua atau spelunking semakin digemari banyak orang yang menyukai petualangan. Namun aktivitas satu ini tergolong sangat berisiko tinggi, bahkan nyawa menjadi taruhan jika terjadi kecelakaan.
Satu insiden yang sempat membuat heboh adalah tewasnya John Jones (26) saat menelusuri Gua Nutty Putty, tak begitu jauh Salt Lake City, Negara Bagian Utah, Amerika Serikat, pada November 2009. Pria asal Stansbury Park itu tewas setelah terjebak sekitar 230 meter dari mulut gua selama hampir 28 jam.
Korban merupakan bagian dari 11 spelunker yang menjelajahi lorong-lorong gua. Sang spelunker terjebak dengan kondisi kepala berada di bawah. Lebih dari 50 anggota SAR terlibat dalam penyelamatan. Kantor Sheriff Utah County saat itu menyatakan Jones merupakan orang pertama yang tewas saat menjelajahi Gua Nutty Putty.
Kakak Jones, Spencer, mengatakan tak ada peluang untuk menyelamatkan adiknya karena posisinya yang sulit. Tim SAR sudah berpacu dengan waktu, namun korban tak terselamatkan.
Celah sempit tempat Jones terjebak memiliki kedalaman sekitar 50 meter di bawah tanah, pada bagian gua berbentuk L atau dikenal sebagai Bob's Push. Sementara lebar celahnya hanya sekitar 45 sentimeter. Jones sebenarnya sudah berhasil dievakuasi dari celah itu, namun terjatuh kembali ke ruang sempit lantaran kaitan di atap gua yang menopang katrol rusak.
"Kami kira dia dalam keadaan aman, kemudian begitu kami mendapat kabar dia tergelincir lagi, saat itu kami mulai khawatir," kata Spencer, dikutip dari Associated Press.
Sementara itu upaya mengevakuasi jasad Jones dari gua juga sempat ditunda karena sulitnya medan dan posisi. Kantor Sheriff Utah County mencoba mencari cara terbaik untuk melanjutkan proses evakuasi. Tim SAR menggunakan alat bor untuk mengevakuasi jasad dari gua. Sheriff Utah County Spencer Cannon mengatakan proses evakuasi jasad bisa lebih sulit daripada penyelamatan karena kondisi sudah berbeda. Gua Nutty Putty dikelola oleh Institutional Trust Land Administration Utah.
Setiap grup atau individu harus mengajukan izin untuk bisa menjelajahi gua tersebut. Saat itu pengelola membatasi maksimal enam grup yang boleh menjelajah setiap hari. Seorang manajer Institutional Trust Land Administration Michael Leavitt mengatakan, grup Jones sudah mengantongi izin untuk menelusuri Gua Nutty Putty. Kelompoknya juga penjelajah gua berpengalaman.
"Mereka belum pernah ke Nutty Putty sebelumnya, tapi sudah menelusuri banyak gua lebih sulit lainnya di Logan yang membutuhkan keterampilan mendaki vertikal. Mereka memenuhi syarat, John memenuhi syarat. Saya yakin dia masuk ke lorong itu berharap akan membuka jalan ke ruangan yang lebih besar," kata Leavitt.
Jones meninggalkan seorang istri dan anak perempuan berusia 8 bulan. Dia juga mahasiswa kedokteran tahun kedua di Universitas Virginia. Bahkan, Jones dan istrinya sebenarnya sedang menanti kelahiran anak kedua.
Editor : Stefanus Dile Payong