"APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G sebesar Rp11 Triliun. Salah satu komponen terbesar untuk biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter," jelasnya.
Menurut Dirut Anang Latif, pembangunan infrastruktur digital di desa-desa terpencil bukan hal yang mudah. Tantangan kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan SDM menjadi kendala tersendiri. BAKTI Kominfo membangun BTS 4G di wilayah 3T yang sangat sulit dijangkau. Bahkan, banyak desa yang belum memiliki infrastruktur jalan yang layak dan aliran listrik.
"Sehingga pengiriman material ke lokasi BTS 4G banyak dilakukan dengan berjalan kaki dan menggunakan gerobak atau menggunakan perahu-perahu tradisional untuk menyeberangi lautan atau sungai-sungai," tutur Dirut Anang Latif.
Tower BTS adalah langkah awal transformasi digital agar seluruh Indonesia terkoneksi. Pemerintah menargetkan 90% seluruh wilayah Indonesia terhubung oleh data dan bisa mengakses Internet. Target ambisius namun tetap perlu dilakukan untuk memastikan hak rakyat atas sinyal dapat terpenuhi. Tantangan kedepan adalah dukungan penganggaran khususnya APBN dan peningkatan literasi digital masyarakat.
Editor : Stefanus Dile Payong