JAKARTA, iNews.id - Sosok Nurnaningsih menjadi legenda di industri film Tanah Air. Bagaimana tidak, aktris cantik era 1970-an ini terkenal sebagai ikon pertama film dewasa di Indonesia.
Bahkan, Nurnaningsih kerap dijuluki sebagai artis bom seks pertama, sebelum muncul nama-nama beken seperti Eva Arnaz, Kiki Fatmala, Sally Marcelina, dan banyak lagi.
Bagi Anda yang belum tahu, Nurnaningsih adalah artis yang mengawali kariernya di era 1950-an. Saat itu, film pertamanya adalah Krisis, film garapan Usmar Ismail yang sukses di pasaran dan membawa nama Nur ke permukaan pada 1953.
Satu tahun kemudian, artis kelahiran Surabaya ini muncul di film Harimau Tjampa karya sutradara D Djajakusuma. Di sinilah Nur berani tampil setengah telanjang, dan menimbulkan kontroversi antara seniman dan badan sensor.
Meski menimbulkan perdebatan, Nur tidak gentar. “Saya tidak akan memerosotkan kesenian, melainkan hendak melenyapkan pandangan-pandangan kolot yang masih terdapat dalam kesenian Indonesia,” katanya dalam wawancaranya kepada media saat itu, dikutip dari situs Institut Teknologi Budi Utomo, Rabu (8/9/2021).
Sayangnya di tahun yang sama, perempuan yang lahir pada 5 Desember 1925 ini tertimpa skandal. Foto telanjangnya yang diambil oleh fotografer tak dikenal, tersebar luas di Jakarta. Hal ini membuat Nur berurusan dengan kepolisian dan kejaksaan.
Terkait skandal, Nur sempat membela diri. Dia mengatakan, bahwa itu bukan murni foto dirinya, melainkan foto wajahnya yang digabungkan dengan orang lain.
Singkat kata, menurut Nur, itu hanyalah foto editan belaka. Meski begitu, Nur sudah kepalang menyulut amarah masyarakat.
Dia sempat diboikot di beberapa daerah di Indonesia karena dianggap telah melanggar nilai-nilai Timur. Bahkan, filmnya berjudul Kebun Binatang (1955) turut terkena imbas skandal itu.
Skandal rupanya tak mengubur semangat Nur di dunia film. Usai menghilang sejak 1955, Nur kembali muncul di akhir era 1960-an. Dia bahkan membintangi beberapa judul film beken era 1970-an, seperti Bernafas Dalam Lumpur (1970), Derita Tiada Akhir (1971), Nafsu Gila (1973), Seribu Janji Kumenanti (1972), Kembang-Kembang Plastik (1977), dan Bayang-Bayang Kelabu (1979).
Nur tetap eksis di industri tersebut hingga tahun 1988, di mana terakhir dia membintangi film Malam Satu Suro. Lalu 16 tahun kemudian, tepatnya pada 21 Maret 2004, Nurnaningsih meninggal dunia di usia 78 tahun. Diketahui, jenazahnya dimakamkan di Menteng Pulo, Jakarta.
Editor : Stefanus Dile Payong