get app
inews
Aa Read Next : Woow! Belanja Pemilu Sudah Habiskan Rp14 Triliun, Buat Apa Saja Bu Sri Mulyani?

Apa penyebab Inflasi Hantam AS hingga Eropa, Ini kata Sri Mulyani

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 12:01 WIB
header img
Sri Mulyani. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan sejumlah faktor penyebab inflasi di wilayah Amerika Serikat (AS) hingga ke benua Eropa.

Faktor pertama, adalah supply chain disruption akibat pandemi Covid-19.

"Jika dilihat fenomena sekarang, inflasi yang begitu besar terjadi di AS hingga Eropa. Penyebabnya apa? Pertama adalah supply chain disruption karena recovery sisi demand jauh lebih cepat daripada sisi supply, sisi supply-nya tertinggal," ujar Sri dalam peluncuran buku 'Keeping Indonesia Safe from Covid-19 Pandemic' secara virtual di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Tak hanya itu saja, konflik geopolitik berupa perang Rusia-Ukraina juga turut memperparah kondisi inflasi yang terjadi saat ini.

"Kombinasi supply chain disruption dengan konflik di dua negara produsen pangan dan energi besar, tentunya ini menyebabkan lonjakan harga dua komoditas tersebut," ungkap Sri.

Faktor tambahan lainnya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang terlalu ekstrem diambil oleh Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dan juga bank sentral di Eropa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi usai pandemi.

"Pengetatan moneter baik itu penurunan suku bunga sampai negatif kalau di Eropa, sementara di Amerika 0%. Bukan hanya itu, tapi mencetak uang dengan membeli bonds sampai dari korporat pun dibeli, ini makin memicu laju inflasi di tengah ketidakpastian global," pungkas Sri.

Karena adanya faktor-faktor ini, justru diprediksi akan terjadi perlambatan pemulihan ekonomi.

Serta diperparah deSri Mulyani Ungkap Penyebab Inflasi Hantam AS hingga Eropa

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan hantaman tsunami inflasi di wilayah Amerika Serikat (AS) hingga ke benua Eropa.

Faktor pertama, adalah supply chain disruption akibat pandemi Covid-19.

"Jika dilihat fenomena sekarang, inflasi yang begitu besar terjadi di AS hingga Eropa. Penyebabnya apa? Pertama adalah supply chain disruption karena recovery sisi demand jauh lebih cepat daripada sisi supply, sisi supply-nya tertinggal," ujar Sri dalam peluncuran buku 'Keeping Indonesia Safe from Covid-19 Pandemic' secara virtual di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Tak hanya itu saja, konflik geopolitik berupa perang Rusia-Ukraina juga turut memperparah kondisi inflasi yang terjadi saat ini.

"Kombinasi supply chain disruption dengan konflik di dua negara produsen pangan dan energi besar, tentunya ini menyebabkan lonjakan harga dua komoditas tersebut," ungkap Sri.

Faktor tambahan lainnya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang terlalu ekstrem diambil oleh Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dan juga bank sentral di Eropa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi usai pandemi.

"Pengetatan moneter baik itu penurunan suku bunga sampai negatif kalau di Eropa, sementara di Amerika 0%. Bukan hanya itu, tapi mencetak uang dengan membeli bonds sampai dari korporat pun dibeli, ini makin memicu laju inflasi di tengah ketidakpastian global," pungkas Sri.

Karena adanya faktor-faktor ini, justru diprediksi akan terjadi perlambatan pemulihan ekonomi.

Serta diperparah dengan imbas perang Rusia-Ukraina serta pandemi Covid-19 yang masih belum selesai.ngan imbas perang Rusia-Ukraina serta pandemi Covid-19 yang masih belum selesai.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut