JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa susulan yang terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa Timur atau tepatnya di Lumajang-Malang hingga siang tadi pukul 11.00 WIB, sudah mencapai 126 kali pasca gempa utama magnitudo (M) 5,4 pada Sabtu dini hari.
“Hingga Minggu siang 10 Juli 2022 ini pukul 11.00 WIB gempa susulan yang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur sudah mencapai 126 kali gempa,” ungkap Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari media sosial pribadinya, Minggu (10/7/2022).
Diketahui sebelumnya, gempa utama (mainshock) terjadi pada hari Sabtu 9 Juli 2022 pukul 03.27.07 WIB dengan magnitudo 5,4 dengan episenter terletak pada koordinat 9,68° Lintang Selatan - 112,89° Bujur Timur, tepatnya di laut pada jarak 175 Km baratdaya Lumajang dengan kedalaman hiposenter 47 kilometer.
“Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Jawa Timur,” kata Daryono.
Daryono mengatakan bahwa gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa pergeseran naik (thrust fault) dan tampaknya berasosiasi dengan sumber gempa megathrust selatan Jawa Timur.
Gempa utama ini guncangannya dirasakan di Jember, Lumajang, Karangkates, Kepanjen, Lumajang, Blitar dan beberapa daerah lain di Jawa Timur, hingga menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang bahkan genting pada beberapa rumah warga di Kecamatan Kencong, Jember, dilaporkan rontok dan berjatuhan.
“Meskipun episenter gempa ini berpusat di laut tetapi hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena kekuatan gempanya yang relatif kecil hingga belum dapat menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat mengganggu kolom air laut,” katanya.
Editor : Stefanus Dile Payong