Serangan Drone Ukraina Ke Kilang Minyak Rusia, Sempat Terbakar 30 Menit

MOSKOW, iNewsBelu.id - Militer Ukraina luncurkan serangan pesawat tak berawak ke sebuah kilang minyak milik Rusia. Akibatnya, kilang minyak tersebut terbakar meski dapat dipadamkan dengan cepat.  Serangan pada Rabu (22/6/2022) itu menyasar kilang minyak yang terletak di bagian barat daya dekat perbatasan Ukraina. Tidak ada korban jiwa dalam serangan ini. 

Kata para pejabat, api melahap peralatan industri di pabrik pengolahan minyak Novoshakhtinsk di wilayah Rostov-on-Don. Pihak berwenang mengatakan, puluhan petugas pemadam kebakaran berupaya menguasai api dalam waktu setengah jam. Perwakilan kilang dalam sebuah pernyataan mengatakan, kebakaran itu disebabkan oleh serangan yang dilakukan oleh dua pesawat tak berawak. Kilang untuk sementara menghentikan operasi untuk menilai kerusakan.

Baca Juga

Bantuan Militer Senilai Rp51,6 Triliun dari Jerman untuk Ukraina di Batalkan

Kantor berita negara Tass mengatakan, dua pesawat tak berawak Ukraina terbang di atas pabrik. Salah satu drone menabrak penukar panas dan memicu kebakaran.

Pejabat Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak itu. Sebuah video yang diposting di saluran aplikasi perpesanan menunjukkan, sebuah pesawat tak berawak terbang dan menabrak apa yang disebut sebagai kilang minyak.  Gumpalan asap raksasa membubung ke langit. 

Sayang keaslian video tidak dapat diverifikasi secara independen. Gubernur regional Rostov, Vasily Golubev mengatakan, pecahan dua drone ditemukan di wilayah pabrik. Serangan hari Rabu di kilang itu menyusul serangkaian ledakan dan kebakaran di Rusia barat di tengah pertempuran Moskow di Ukraina. Pada bulan April, dua helikopter tempur Ukraina menyerang depot minyak di Belgorod, dan menyebabkan kebakaran besar.

Baca Juga

Sadis, Ranjau Rusia Bertebaran di Ladang Tewaskan Petani saat Bekerja

Beberapa ledakan dan kebakaran lainnya menghantam kilang, depot minyak, dan fasilitas penyimpanan amunisi. Ukraina belum secara resmi bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Editor : Stefanus Dile Payong