Distrik Buner, yang berjarak tiga setengah jam perjalanan ke utara dari ibu kota Pakistan, Islamabad, pada waktu normal, termasuk di antara yang terdampak paling parah di negara itu, dengan 184 korban tewas serta kerusakan luas pada infrastruktur, tanaman, dan kebun buah, kata pejabat setempat. Hujan deras, pohon tumbang, dan banjir bandang menyapu bersih orang-orang dan harta benda.
Warga, termasuk perempuan dan anak-anak, masih terjebak banjir di beberapa wilayah Buner, dengan 93 jenazah telah ditemukan.
Di daerah lain, Shangla, runtuhnya atap sebuah bangunan akibat hujan deras menyebabkan banyak dari 34 orang tewas, kata Kepala Sekretaris Provinsi, Shahab Ali Shah, sebagaimana dilansir Reuters.
Ia mengatakan bahwa pejabat setempat telah dikerahkan ke daerah-daerah yang terdampak banjir untuk mengawasi operasi bantuan dan menilai kerusakan.
Kamp-kamp medis, katanya, sedang dibangun untuk para korban banjir, beserta pengaturan makanan siap saji bagi keluarga yang kehilangan rumah. Shah mengatakan bahwa alat berat akan dikerahkan untuk membersihkan dan memulihkan jalan.
Ishaq Dar, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri, mengatakan bahwa tim sipil dan militer sedang melaksanakan operasi penyelamatan dan bantuan, sementara Perdana Menteri telah memimpin rapat darurat.
“Kami turut berduka cita kepada keluarga yang telah kehilangan orang terkasih, kepada mereka yang terluka, dan banyak yang rumah serta mata pencahariannya telah hanyut,” kata Dar dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait