ATAMBUA, iNewsBelu.id - Anggota TNI dari Pos Lookeu Satgas Pantas RI- RDTL Yonif 741/GN diduga melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap Romo Ino Pr, di Pos perbatasan Lookeu, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.
Romo Ino Nahak Pr yang ketua komsos keuskupan Atambua Kepada iNews menjelaskan kejadian berawal ketika mobil yang ditumpanginya melewati pos Lookeu dan sampai depan pos saya bel, dan tiba - tiba kelaurlah seorang anggota meminta Romo untuk berhenti, dan menanyakan darimana dan mau kemana,?
Saat itu saya menjawab jika dari Atambua, namun mereka tidak terima dan terus mengeluarkan kata - kata kasar, 'kamu tau tidak kalo lewat disini harus diperiksa, saya tidak tau karena tidak ada papan pemberitahuan, selang beberapa lama keluar lagi dua orang anggota dan langsung mengatakan lama- lama saya pukul kamu, meskipun sayaa sudah memberitahukan saya adalah pendeta.
"Saya dari Atambua, mau kembali ke lurasik namun melewati Laktutus, ketika sampai di depan pos Loookeu, terlihat portalnya terbuka, dan tidak ada juga pemberitahuan jika setiap perlintasan mobil harus diperiksa, tiba - tiba keluar seorang anggota TNI dan menghentikan saya dan mengeluarkan bahasa yang kasar, meskipun sayaa sudah menjelaskan jika saya orang Atambua dan seorang Pastor namun mereka tetap obrak abrik semua isi mobil dan mengira saya seorang pelaku penyelundup" Ungkap Romo Ino Pr.
Saya sudah jelaskan jika saya ini Romo. Namun mereka tidak menghiraukan itu malah mengancam mau memukul.
"Kamu lama - lama saya pukul, ungkapkan Romo menirukan kata - kata anggota.
Romo Ino Pr juga menambahkan setelah melakukan pemeriksaan sayaa disuruh jalan, atas kejadian ini sayaa langsung melaporkan perbuatan mereka kepada Ketua pembina kerohanian TNI POlri keuskupan Atambua Romo Yoris Giri, Pr.
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 741 /GN ketika dihubungi membantah jika tidak ada kejadian namun, itu hanya mis komunikasi karena anggota tidak mengenal Romo, begitu juga sebaliknya.
Dansatgas juga membantah tidak ada kejadian obrak abrik apalagi pengancaman, dan semua sudah terselesaikan.
“Itu hanya mis komunikasi tidak ada pengancaman apa lagi obrak aabrik mobil dan semua sudah beres,” Ujar Dansatgas.
Hingga kini Romo Ino Pr, mengatakan sangat trauma dan merasa sangat terancam karena sejak menjadi pendeta baru pertama kali mengalami hal seperti ini.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait