ENDE, iNews.id - Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Niosanggo di Desa Fata Atu Timur, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ini harus bertaruh nyawa untuk bisa ke sekolah.
Mereka terpaksa menyeberang Sungai Lowolaka karena tak ada jembatan yang menghubungkan permukiman dengan sekolah. Kondisi itu dialami oleh siswa yang tinggal di Dusun Detudena dan Dusun Wolowuwu. Setiap berangkat sekolah, mereka harus berbasah-basahan menerjang Sungai Lowolaka. Lokasi SD Niosanggo berada di Dusun Waturia yang berada di ujung sungai.
"Ini sudah menjadi rutinitas. Kalau terjadi banjir, terpaksa sekolah kami liburkan," kata Kepala Sekolah SD Niosanggo, Felix Ve, Selasa (1/3/2022).
Dia mengatakan, keputusan untuk meliburkan sekolah terpaksa dilakukan mempertimbangkan keselamatan siswa. Dalam keadaan banjir, siswa bisa tak bersekolah hingga berminggu-minggu. "Bisa satu dua minggu. Alasannya karena takut dibawa banjir," tuturnya.
Kepala Desa Fata Atu Isak Abel Do mengatakan, saat musim hujan biasanya para dia dan para aparat desa siaga di Sungai Lowolaka. Bersama para guru, mereka sigap membantu siswa menyeberangi sungai agar tak terseret arus.
"Tiap tahun ketika musim hujan sering kita alami hal ini. Menjadi rutinitas anak sekolah dan warga masyarakat di sini," kata Isak.
Sebagai kepala desa, dirinya telah mengusulkan pembangunan jembatan dalam Musrenbang tingkat desa hingga kecamatan. Namun tak pernah ada respons dari pemerintah daerah.
Sementara dana desa yang dimiliki tidak cukup untuk membangun jembatan. Dia dan para guru beserta siswa membuat video agar kondisi ini diketahui pemerintah pusat. "Karena itu kami membuat video ini agar didengar Presiden Jokowi," tuturnya.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait