LEMBATA, iNewsBelu.id - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengalami erupsi pada Jumat (1/3/2024) pukul 13.13 sore.
Laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok Stanislaus Ara Kian, tinggi kolom abu mencapai 900 meter di atas puncak gunung.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33.7 mm dan durasi lebih 1 menit," ucap Ara Kian dalam keterangannya, Jumat (1/3/2024).
Kolom abu, demikian Ara Kian, teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke Timur.
Dia juga mencatat, selama periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WITA, terjadi 11 kali gempa letusan beramplitudo 19,6-35,8 mm dalam durasi 43-68 detik.
Tinggi kolom abu terpamati berkisar antara 300-800 meter dengan warna asap putih dan kelabu.
Gempa embusan tercatat 101 kali beramplitudo 2,6-19,6 mm dalam durasi 30-173 detik, dan 2 kali tremor non-harmonik beramplitudo 13,2-26,3 mm dalam durasi 182-282 detik.
Selain itu, PGA Ile Lewotolok juga mencatat satu kali hybrid dengan amplitudo 0,3 milimeter, S-P 1,19 detik, dalam durasi 20 detik.
Gunung secara visual jelas hingga berkabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati putih dan kelabu, berintensitas sedang hingga tebal, tinggi 200-500 m di atas puncak kawah.
Diketahui, Gunung Ile Lewotolok telah dinaikkan statusnya dari Waspada ke Siaga oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak Selasa (27/2/2024)
Mengacu pada rekomendasi PVMBG, Ara Kian mengimbau warga sekitar maupun wisatawan agar tidak memasuki dan melakukan aktivitas apapun di dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi.
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak," imbaunya.
Lalu, warga dua desa, yakni Jontona dan Todanara diimbau agar tidak memasuki wilayah sektoral Selatan dan Tenggara sejauh 4 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait