Selain itu AS diminta membantu Saudi untuk program nuklir sipil atau energi. Program itu ditentang mentah-mentah oleh Israel karena dikhawatirkan menjadi pintu masuk untuk memproduksi senjata nuklir, seperti dituduhkan kepada Libya dan Irak.
Biden juga mencatat upaya menuju gencatan senjata permanen di Yaman. "Jadi, kami membuat kemajuan di kawasan. Dan itu bergantung pada perilaku dan apa yang diminta dari kami agar mereka mengakui Israel," kata Biden.
"Terus terang, saya kira mereka tidak memiliki banyak masalah dengan Israel. Dan apakah kami akan menyediakan atau tidak sarana di mana mereka bisa memiliki tenaga nuklir sipil dan/atau menjadi penjamin keamanan mereka, itu saya kira masih agak jauh," tuturnya, menambahkan.
Pemerintahan religius-nasionalis Israel mengakui kemunduran dalam upaya normalisasi dengan Saudi. Apalagi di tengah meningkatnya kecaman atas perlakuan Negara Yahudi itu terhadap Palestina belakangan ini. Namun Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen optimistis normalisasi hubungan masih terbuka lebar. Israel mendapat harapan setelah delegasi negaranya di turnamen video-game sepak bola mendapat izin untuk berpartisipasi di Saudi pada akhir pekan ini.
"Saya memuji keikutsertaan delegasi. Pada akhirnya kami ingin mencapai hubungan penuh (dengan Arab Saudi) yang berarti kerja sama di bidang ekonomi, intelijen, pariwisata, penerbangan, dan lain-lain. Saya rasa ini akan terjadi cepat atau lambat," kata Cohen, kepada Radio Angkatan Darat Israel.
Namun Asosiasi Sepak Bola Israel, selaku pihak yang memberangkatkan delegasi ke Piala Dunia FIFAe Riyadh 2023, menegaskan partisipasi tim merupakan komitmen Saudi kepada semua peserta untuk berpartisipasi, bukan karena kesepakatan antara dua pemerintah.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait