Belum sempat melepas lelah, muncul serangan mendadak dari pasukan Marinir Belanda. Baku tembak terjadi dan Letda Agus tertembak di kedua kakinya. Di kemudian hari, kedua kakinya harus diamputasi karena membusuk.
Sementara itu, pertempuran sengit tersebut membuat tiga anggota PGT dan dua anggota RPKAD (Kopassus) gugur. Begitu juga Prada Pardjo yang roboh usai terkena terjangan peluru tentara Belanda. Namun Prada Pardjo tak menyerah. Dia merangkak dan bergerak perlahan untuk bersembunyi di balik jasad rekan-rekannya yang telah gugur.
Dalam kondisi hidup mati tersebut, Prada Pardjo menyamar menjadi mayat seolah-olah telah tewas demi menyelamatkan diri. Apalagi usai pertempuran tentara Belanda melakukan patroli. Keadaan itu membuat Pardjo tidak bisa bergerak. Dia harus tidur selama lima hari di antara jasad teman-temannya yang telah gugur. Upaya penyelamatan itu pun membuahkan hasil, saat situasi kondusif Prada Pardjo akhirnya diselamatkan warga setempat yang membawanya ke permukiman untuk dirawat.
Artikel ini telah tayang di papua.inews.id dengan judul " Kisah Hidup Mati Prajurit Kopassus Merebut Papua, Menyamar Jadi Mayat 5 Hari ", Klik untuk baca: https://papua.inews.id/berita/kisah-hidup-mati-prajurit-kopassus-merebut-papua-menyamar-jadi-mayat-5-hari/2.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait