Kerinduan itu tidak hanya dirasakan oleh Ganjar. Seluruh masyarakat Jatinom yang hadir di Oro-oro Sendang Plampeyan itu juga menyiratkan rindu yang berbalas. Buktinya saat Ganjar memberikan sambutan, seluruh warga langsung bertepuk tangan dan bersorak penuh semangat.
Menurutnya, suasana puncak tradisi Yaa Qowiyyu tahun ini sepeti yang ia rasakan tiga atau empat tahun lalu. Tepat sebelum pandemi menyerang dan membuat semua kegiatan yang menimbulkan keramaian dibatasi.
"Antusias masyarakat luar biasa hari ini. Saya merasakan seperti tiga atau empat tahun yang lalu ya. Suasananya sudah kembali meriah. Masyarakatnya berkumpul dan berbahagia," ujar Ganjar.
Bagi Ganjar, tradisi Yaa Qowiyyu bukan hanya sebatas menyebar apem kepada masyarakat. Ia memaknai Yaa Qowiyyu sebagai doa dan simbol persatuan. Menyebar apem merupakan bentuk berbagi rejeki dan doa agar masyarakat kuat.
"Guyub rukun, selalu semangat berusaha, dan tidak pernah lepas dari doa. Inilah yang kita wujudkan dalam acara ini dan tentu saja masyarakat banyak sekali yang hadir. Saya berharap tradisi ini terus ada," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di jateng.inews.id dengan judul " Tradisi Yaa Qowiyyu, Ribuan Warga Berebut Apem yang Dilempar Ganjar, Airlangga dan Sri Mulyani ", Klik untuk baca: https://jateng.inews.id/berita/tradisi-yaa-qowiyyu-ribuan-warga-berebut-apem-yang-dilempar-ganjar-airlangga-dan-sri-mulyani/2.
Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait