Saat menjabat sebagai Danpusdikzi itulah, Budiman mendapat jawaban atas misteri yang selama ini dicarinya. Saat itu, salah seorang senior datang dan meminta maaf. ”Pada saat menjabat Danpusdikzi dengan pangkat Kolonel, seorang pernah menyampaikan permohonan maaf kepada saya. Beliau mengakui bahwa sebetulnya Budiman bukanlah Corps Infanteri. Namun karena kecurangannya akhirnya diberikan Corps Zeni,” kata Budiman. Tujuan senior tersebut memberikan Letnan Dua (Letda) Budiman Corps Zeni semata-mata agar Zeni memiliki Perwira Muda sehebat, secerdas dan sebaik Budiman. Senior tersebut berharap agar keberadaan Budiman dalam Corps Zeni dapat membantu dirinya. Seiring perjalanan waktu, karier militer Budiman terus melejit. Dia kemudian dipercaya menjadi Danrem 061/Surya Kancana Kodam III Siliwangi. Baru beberapa tahun menjabat Danrem, Budiman diangkat menjadi Direktur Kebijakan Strategis (Dirjakstra) Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Ditjen Strahan) Kementerian Pertahanan dengan pangkat Brigjen TNI. Pada 2008, bintang emas di pundaknya bertambah setelah diangkat menjadi Persira Staf Ahli Tk III Bidang Polkamnas Panglima TNI. Di tahun yang sama, Budiman dilantik menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres). Setelah dua tahun menjabat Sesmilpres, Budiman dimutasikan menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Baru lima bulan menjabat Pangdam IV/Diponegoro, Budiman diangkat menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD. Dengan jabatan barunya tersebut, pangkatnya naik menjadi Letjen TNI. Karier militernya terus menanjak, Budiman kemudian diangkat menjadji Wakasad ke 25 dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan. Puncaknya, Budiman diangkat menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat setelah diangkat menjadi KSAD ke-29 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait