Pernyataan Erdogan tersebut cukup mengejutkan mengingat Turki juga menjual Bayraktar TB-2 ke Ukraina, negara yang sedang berperang dengan Rusia. Baykar telah mengirim 50 unit TB-2 ke Ukraina sepanjang tahun ini. Erdogan mengungkap ketertarikan Rusia membeli drone tempur Turki itu dalam konteks pencapaian industri militer negara itu menjelang perayaan ulang tahun partai AK pada Agustus mendatang.
Hal yang tak kalah mengejukan pernyataan Erdogan itu disampaikan setelah pada pekan lalu CEO Baykar Haluk Bayraktar menegaskan perusahannya tak akan pernah menjual drone kepada Rusia.
“Ada hubungan strategis antara Turki dan Ukraina, khususnya di bidang penerbangan dan antariksa. Turki mendukung Ukraina dalam teknologi drone bersenjata. Kami tidak mengirim atau memasok apa pun ke Rusia," ujarnya, dalam wawancara dengan CNN. Selain Rusia, kata Erdogan, Uni Emirat Arab (UEA) juga menawarkan kerja sana untuk membangun pabrik Baykar. Keandalan produk drone tempur Baykar memang bukan isapan jempol. Pesawat tanpa awak itu punya andil besar membantu Azerbaijan mengalahkan Armenia dalam perang di Nagorno-Karabakh pada 2020. Selain itu, menggunakan drone Bayraktar TB-2, tentara Ukraina mampu menghancurkan kendaraan lapis baja Rusia di awal-awal invasi. Ukraina sudah memesan Bayraktar sejak sebelum invasi Rusia.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait