Chen gembira melihat ibu mertua, yang menurutnya mencintai anaknya, hingga ikut mempersiapkan pernikahan. Namun, sebuah insiden membuat Chen memutuskan untuk membatalkan pernikahannya.
Menurut Chen pada malam sebelum pernikahan dia mendatangi calon suaminya untuk membicarakan beberapa hal. Namun, di sana dia melihat ibu mertuanya memasuki kamar sang calon suami dan setelah itu mandi bersama dengan putranya dengan nyaman, bahkan memandikannya.
Hal ini sangat mengejutkan dan membuat Chen kebingungan. Dia tidak bisa menerima apa yang dilakukan oleh calon suami dan ibu mertuanya.
Dia menganggap tidak normal bagi anak laki-laki dewasa, yang akan segera menikah dan berkeluarga, masih membiarkan ibunya memandikannya. Chen menilai “anak mama” seperti itu akan menuruti apa pun yang dikatakan ibunya, sehingga membuat kehidupan pernikahan menjadi sulit.
Pada akhirnya dia memutuskan membatalkan penikahannya.
Tentu saja keluarga Li tidak menerima keputusan Chen itu. Pasalnya pernikahan sudah tinggal sehari lagi, semua persiapan sudah beres, undangan sudah disebar, bahkan hadiah dan rumah yang akan ditinggali pasangan itu sudah dibeli.
Belakangan calon pengantin pria mengakui bahwa meski keduanya tidak bertemu secara alami, mereka sudah bersama dalam waktu yang cukup lama dan kedua keluarga sudah cukup mengenal, sehingga tidak ada alasan untuk membatalkan pernikahan. Ibu mertua Chen juga disebutkan menjadi sedih karena tidak menyangka tindakannya memandikan putranya menyebabkan insiden ini.
Tidak diketahui bagaimana kisah ini berakhir. Apakah pernikahan Chen dibatalkan atau pasangan itu akhirnya menikah.
Namun, warganet China sebagian besar mendukung keputusan Chen. Mereka menganggap anak laki-laki dewasa yang masih dimandikan oleh ibunya “tidak bisa diterima”.
“Tindakan menjijikkan ini tidak bisa diterima. Saya mendukung pembatalan pernikahan,” kata seorang warganet.
“Keluarga dengan pemikiran menyimpang tidak seharusnya tinggal dengan damai bersama orang berpikiran normal. Permintaanya untuk membatalkan pernikahan benar,” kata yang lain.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait