DAMASKUS, iNews.id - Sebuah video menunjukkan rezim Assad mengeksekusi puluhan warga sipil di Suriah. Sebanyak 41 warga sipil dieksekusi oleh pasukan Assad di Tadamon, dekat Damaskus pada 2013.
The Guardian menerbitkan hasil investigasi pada Kamis (28/4/2022) disertai rekaman yang menunjukkan pembantaian di Tadamon, dekat ibu kota Suriah, Damaskus, April 2013. Tadamon merupakan pinggiran selatan Damaskus.
Hasil investigasi itu berjudul 'Pembantaian di Tadamon: Bagaimana Dua Akademisi Memburu Penjahat Perang Suriah. Penulis merupakan seorang koresponden Timur Tengah, Martin Chulov. Dilaporkan, sekelompok warga sipil ditangkap. Mereka lantas dikirim ke lubang eksekusi dan ditembak mati.
Surat kabar Inggris melaporkan, kuburan massal itu berisi setidaknya 41 mayat setelah pembantaian itu. Mayat-mayat itu kemudian disiram dengan bahan bakar dan dibakar. Dalam rekaman video juga terdengar tentara tertawa. Sementara The Guardian melaporkan, pembantaian itu dilakukan oleh Cabang 227 dari intelijen militer Suriah.
Pembantaian itu terjadi hanya beberapa mil dari kursi kekuasaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Chulov mengatakan rekaman itu merupakan salah satu video yang paling dapat didakwa dari seluruh konflik Suriah.
"Rekaman itu memberi kita gambaran sekilas tentang bagian perang 10 tahun yang sebelumnya tak terhitung," katanya.
Rekaman itu direkam oleh seorang anggota baru milisi loyalis, yang pertama-tama membocorkannya kepada seorang aktivis oposisi di Prancis. Dia lantas membocorkannya kepada dua peneliti: Annsar Shahhoud dan Prof. Ugur Umit Ungor dari Pusat Holocaust dan Genosida Universitas Amsterdam.
Annsar, seorang kritikus rezim Assad, membuat akun lain di Facebook untuk menjangkau pejabat rezim. Pada Maret 2021, dia terhubung dengan seorang pria bernama Amgd Youssuf, yang diduga sebagai salah satu pria bersenjata dalam video tersebut. Kedua peneliti menyerahkan bukti mereka, yang terdiri atas video, catatan, dan ribuan jam wawancara, kepada jaksa di Belanda, Jerman, dan Prancis. Narasumber tersebut kini aman di luar Suriah.
Editor : Stefanus Dile Payong