TOKYO, iNews.id – Sejak Ukraina diserang Rusia dua bulan lalu, dukungan dari berbagai negara mengalir ke Kiev. Beberapa dari mereka tidak sekadar memberikan dukungan moral, melainkan juga menyatakan kesediaannya untuk menampung pengungsi Ukraina.
Jepang termasuk salah satu negara yang berada di posisi itu. Sejak Ukraina digempur Rusia, Tokyo ikut bergabung dengan para sekutu Barat-nya untuk menjatuhkan sanksi kepada Moskow. Tak cuma sampai di situ, Jepang juga rela menampung ratusan pengungsi Ukraina.
NHK melansir, sampai 17 April lalu, ada total 661 pengungsi Ukraina yang melarikan diri ke Jepang. Oleh pemerintah negeri matahari terbit, para pelarian perang itu diberikan berbagai macam fasilitas. Mulai dari perubahan status visa dari 90 hari menjadi satu tahun, kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai penduduk, mencari pekerjaan, hingga menjadi peserta program asuransi kesehatan nasional. Tak hanya itu, kata NHK, Pemerintah Jepang juga berencana untuk terus secara aktif menerima pengungsi Ukraina. Para pejabat negeri sakura pun bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perusahaan swasta untuk menawarkan bantuan yang diperlukan.
Sayangnya, dukungan Jepang itu seperti tak dianggap oleh Ukraina. Ibarat kata pepatah lama, air susu malah dibalas air tuba. Ukraina malah mengunggah video yang menyejajarkan Kaisar Jepang Hirohito dengan para diktator fasis semasa Perang Dunia II, Adolf Hitler dan Benito Mussolini. Tak pelak, unggahan itu membuat Tokyo gerah.
Pemerintah Jepang pun menyampaikan protes kepada Pemerintah Ukraina atas video tersebut. “Menempatkan Kaisar Showa di garis yang sama dengan Hitler dan Mussolini benar-benar tidak akurat dan menyedihkan. Melalui Kedutaan Ukraina di Jepang, kami telah membuat protes yang menuntut untuk menghapus materi (video) tersebut,” kata Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihiko Isozaki, Senin (25/4/2022), seperti dikutip kantor berita Sputnik.
Merespons permintaan Jepang, pihak berwenang Ukraina pun langsung menghapus video tersebut dan mengeluarkan permintaan maaf. Kaisar Hirohito juga dikenal dengan gelar Showa. Dia memerintah di Jepang dari 1926 hingga 1989.
Dia pernah menjabat sebagai komandan Angkatan Bersenjata Jepang selama Perang Dunia II. Ketika itu, Jepang menjadi bagian dari Blok Poros (Axis Power) dan juga penanda tangan Pakta Tripartit, yang menjadi dasar koalisi militer fasis pimpinan Jerman. Keputusan Showa pada masa itu membawa Jepang kepada periode paling tragis dalam sejarah negeri samurai, termasuk peristiwa pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki. Namun, kesalahannya di masa lalu kemudian dibayar dengan peningkatan ekonomi Jepang secara drastis pascaperang.
Editor : Stefanus Dile Payong