Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata NTTKembali Erupsi Disertai Dentuman Keras

LEMBATA, iNewsBelu.id - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (5/7/2025). Erupsi terjadi pukul 20.33 Wita.  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Ile Lewotolok Warga diminta jangan panik.

Aktivitas vulkanik ditandai dengan munculnya kolom abu setinggi 400 meter di atas puncak atau kurang lebih 1.823 meter di atas permukaan laut. Kolom abu tersebut berwarna hitam dengan intensitas tebal, condong ke arah barat dan barat laut.

Baca Juga

Lontarkan Abu Setinggi 600 Meter Gunung Ile Lewotolok, Keluarkan 19 Letusan Hari Ini

Erupsi ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 26 detik. Dentuman keras terdengar dari kawah, disertai lontaran material pijar ke segala arah di sekitar puncak.

Saat laporan ini dibuat, status Gunung Ile Lewotolok berada pada Level III (Siaga). Berdasarkan kondisi tersebut, PVMBG mengimbau masyarakat, pendaki serta wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung. 

Warga juga diminta mewaspadai potensi guguran lava dan awan panas terutama dari sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Timur Laut gunung.

Baca Juga

Breaking News, Gunung Ile Lewotolok Erupsi Kolom Abu Setinggi 600 Meter

PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak panik apabila terdengar suara gemuruh atau dentuman karena hal tersebut merupakan bagian dari fase erupsi gunung api aktif. Suara keras tersebut bahkan bisa menyebabkan getaran pada bangunan, terutama pada jendela kaca dan pintu.

Pemerintah daerah dan masyarakat terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, serta PVMBG atau Badan Geologi di Bandung untuk memperoleh informasi terkini mengenai aktivitas gunung.

Untuk menghindari risiko gangguan pernapasan akibat abu vulkanik, masyarakat diminta untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan pelindung mata dan kulit. 

Selain itu, warga yang tinggal di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak gunung diharapkan tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar, khususnya di musim hujan.

Editor : Stefanus Dile Payong