Anak - Anak di Australia Bakal Dilarang Pemerintah Nonton Youtube, Ternyata ini Alasannya

JAKARTA, iNewsBelu.id - Cegah anak - anak terpapar pornografi Pemerintah Australia melalui Badan Pengawas Internet akan melarang anak-anak mengakses Youtube. Selain itu langkah ini sebagai bentuk pencegahan agar anak - anak juga terhindar dari konten pornografi, video kekerasan, serta konten yang mendorong pola makan tidak teratur dan menyakiti diri sendiri.
Konten tersebut dinamakan sebagai tiga kode. Semua media sosial harus menampilkan peringatan itu jika isi kontennya mengandung unsur-unsur pornografi, kekerasan, dan mendorong pola makan tidak teratur dan menyakiti diri sendiri
Komisioner e-Safety Julie Inman Grant menegaskan, kebijakan ini bersifat wajib. Jadi, kode-kode tersebut akan berlaku pada delapan sektor industri teknologi, termasuk media sosial, situs web, mesin pencari, toko aplikasi, produsen perangkat, layanan hosting, penyedia internet, dan layanan daring lainnya.
"Saya mencari komitmen keselamatan tambahan dari industri pada kode yang tersisa, termasuk yang berhubungan dengan toko aplikasi, produsen perangkat, layanan media sosial dan pengiriman pesan," kata Julie dikutip dari News.com.au, Rabu (25/6/2025).
Julie mengutip hasil riset yang menunjukkan bahwa 37 persen anak usia 10 hingga 15 tahun mengaku pernah melihat konten berbahaya di YouTube, angka tertinggi dibanding platform media sosial lainnya.
Selain itu, Julie mengatakan bahwa perusahaan media sosial menggunakan fitur desain yang persuasif, seperti algoritma rekomendasi dan notifikasi, untuk menjaga pengguna tetap aktif. Dan YouTube sangat ahli dalam hal ini.
"Algoritma YouTube yang tidak transparan membawa pengguna ke dalam ‘lubang kelinci’ yang tidak bisa mereka hindari," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, YouTube melalui blog resminya menuduh Julie Inman Grant memberi nasihat yang tidak konsisten dan bertentangan. Bahkan, dianggap membantah riset pemerintah Australia yang menyatakan bahwa 69 persen orang tua menganggap YouTube cocok untuk anak di bawah usia 15 tahun.
"Komisioner eSafety memilih untuk mengabaikan data ini, keputusan pemerintah Australia dan bukti jelas dari guru serta orang tua bahwa YouTube sesuai untuk pengguna muda," tulis Rachel Lord, manajer kebijakan publik YouTube untuk Australia dan Selandia Baru.
Oleh sebab itu, YouTube akan mengabaikan hal tersebut dan mengacu pada riset yang dilakukan pemerintah setempat. Rachel juga meminta pemerintah Australia untuk menindaklanjuti hal tersebut agar tidak ada kekeliruan.
"Kami mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti komitmen publik yang dibuatnya guna memastikan kaum muda Australia dapat terus mengakses konten di YouTube," ucapnya.
Editor : Stefanus Dile Payong