GAZA, iNewsBelu.id – Jet-jet tempur Israel kembali menggempur Gaza, Jumat (1/12/2023). Puluhan warga Palestina pun dilaporkan berguguran. Sementara itu, sirene yang memperingatkan adanya serangan roket terdengar di Israel Selatan pada hari yang sama.
Perang antara pasukan zionis dan para pejuang Hamas kembali terjadi setelah gencatan senjata yang sudah berlangsung selama seminggu gagal diperpanjang.
Militer zionis mengumumkan telah melanjutkan kembali “operasi tempur” mereka, sembari menuduh Hamas melanggar gencatan senjata terlebih dulu dengan menembakkan roket ke Israel. Dikatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel mengebom “sasaran teroris” (maksudnya Hamas) di Gaza.
Di lain pihak, Hamas mengatakan, justru Israel-lah yang bertanggung jawab atas berakhirnya gencatan senjata tersebut. Kelompok pejuang Palestina itu menuduh Israel menolak semua tawaran untuk membebaskan lebih banyak tawanan yang ditahan Hamas di Gaza.
Ketika tenggat waktu gencatan senjata berlalu, jurnalis Reuters di Khan Younis, Jalur Gaza, menyaksikan wilayah timur kota itu menjadi sasaran pemboman intensif Israel, sehingga menimbulkan asap yang membubung ke langit. Warga pun turun ke jalan untuk mencari perlindungan di wilayah barat.
Sementara di utara Jalur Gaza, zona perang utama sebelum gencatan senjata, gumpalan asap besar membubung di atas reruntuhan bangunan, terlihat dari seberang pagar Israel. Deru tembakan dan dentuman ledakan terdengar di atas suara gonggongan anjing.
Hampir dua jam setelah gencatan senjata berakhir, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 32 orang telah tewas akibat serangan udara Israel di daerah kantong Palestina itu. “Dengan dimulainya kembali pertempuran, kami menekankan bahwa Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang, yaitu membebaskan tawanan kami, melenyapkan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” demikian pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, hari ini.
Hamas pun mengeluarkan pernyataan atas serangan zionis di Gaza hari ini. Kelompok tersebut menegaskan, Israel tidak akan dapat meraih apa yang mereka inginkan dengan menggempur Gaza.
“Apa yang tidak dicapai Israel selama lima puluh hari sebelum gencatan senjata, tidak akan bisa dicapai dengan melanjutkan agresinya pascagencatan senjata,” kata Anggota Biro Politik Hamas, Ezzat el-Rashq, seperti tertulis di situs web kelompok tersebut.
“Dengan ketabahan rakyat kami dan kepahlawanan perlawanan kami, kami menghadapi kejahatan musuh, dimulainya kembali agresi Nazi (Israel), dan penargetan warga sipil,” katanya.
Gencatan senjata selama tujuh hari, yang dimulai pada 24 November lalu dan sempat diperpanjang dua kali, adalah jeda perang pertama antara Hamas dan Israel sejak meningkatnya eskalasi konflik pada 7 Oktober lalu.
Jeda tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran tawanan Israel yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina yang disekap zionis. Selain itu, gencatan senjata juga dapat memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina itu.
Sebanyak 80 perempuan dan anak-anak Israel telah dibebaskan Hamas dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Semuanya tawanan Palestina adalah perempuan dan remaja. Selain itu, ada tambahan 25 tawanan warga negara asing sebagian besar pekerja pertanian asal Thailand juga dibebaskan berdasarkan kesepakatan paralel. Para mediator telah berupaya untuk memperpanjang gencatan senjata antara kedua pihak, dengan menemukan formula agar pembebasan tawanan terus berlanjut.
Editor : Stefanus Dile Payong