TRIPOLI, iNewsBelu.id - Banjir besar yang melanda Libya menyisakan kehancuran bagi penduduk di negeri itu. Sampai hari ini, jumlah korban tewas dan yang hilang dalam bencana itu masih terus bertambah.
Para pejabat menyebutkan, jumlah orang hilang sebanyak 10.000 orang. Sementara Kantor untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, jumlah korban tewas saat ini sedikitnya mencapai 5.000 jiwa.
Wali Kota Derna, Abdulmenam al-Ghaithi, mengatakan kepada saluran televisi Alarabiyah bahwa jumlah korban tewas di kotanya berkisar 18.000 hingga 20.000 jiwa. Perkiraan itu diperoleh berdasarkan jumlah distrik yang hancur akibat banjir.
Sebagian besar kota di kawasan Mediterania itu tersapu oleh semburan air yang dihasilkan oleh badai dahsyat yang menyapu dasar sungai yang biasanya kering pada Minggu (10/9/2023) malam, sehingga membobol bendungan di atas kota tersebut. Gedung-gedung bertingkat runtuh, sementara ada banyak keluarga yang sedang tidur di dalamnya.
Kini, penduduk Kota Derna mati-matian mencari kerabat mereka yang hilang pada hari Rabu dan petugas penyelamat meminta lebih banyak kantong jenazah, setelah bencana banjir yang menewaskan ribuan orang dan menghanyutkan banyak orang ke laut. Salah satu penduduk, Usama al-Husadi, berusaha mencari istri dan lima anaknya yang hilang karena bencana itu.
“Saya berjalan kaki mencari mereka. Saya pergi ke semua rumah sakit dan sekolah tetapi tidak berhasil,” kata pria berusia 52 tahun itu kepada Reuters sambil menangis.
Husadi, yang sedang bekerja sebagai pengemudi pada malam saat badai melanda kotanya, sempat menghubungi nomor telepon istrinya. Namun, nomor itu tidak aktif. “Kami kehilangan sedikitnya 50 anggota keluarga ayah saya, antara hilang dan meninggal,” katanya. Berdasarkan pantauan, pantai di wilayah itu dipenuhi dengan pakaian, mainan, perabotan, sepatu, dan harta benda lainnya yang tersapu arus deras dari rumah-rumah.
Sementara jalanan tertutup lumpur tebal dan dipenuhi pepohonan tumbang serta ratusan mobil rusak. Banyak di antara kendaraan itu dalam kondisi terbalik. Satu mobil juga tampak terjepit di balkon lantai dua sebuah bangunan yang hancur.
“Saya bertahan hidup bersama istri saya, tetapi saya kehilangan saudara perempuan saya,” kata Mohamed Mohsen Bujmila, seorang insinyur berusia 41 tahun.
“Saudariku tinggal di pusat kota di mana sebagian besar kehancuran terjadi. Kami menemukan mayat suami dan putranya dan menguburkan mereka.” Dia juga menemukan mayat dua orang asing di apartemennya. Jumlah korban tewas yang diberikan oleh para pejabat sejauh ini masih sangat beragam. Akan tetapi, semuanya mencapai ribuan.
Menteri Penerbangan Sipil dari pemerintahan di Libya Timur, Hichem Abu Chkiouat mengatakan, menurut penghitungan sejauh ini, lebih dari 5.300 orang tewas. Dia mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat secara signifikan, dan bahkan mungkin dua kali lipat. “Laut terus-menerus membuang puluhan mayat,” katanya melalui telepon kepada Reuters. Sementara juru bicara otoritas timur Libya, Tariq Kharaz mengatakan, 3.200 jenazah telah ditemukan, dan 1.100 di antaranya belum teridentifikasi.
Editor : Stefanus Dile Payong