JAKARTA, iNewsBelu.id - Progres konstruksi bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 68,49 persen. Bendungan yang dibangun sejak 2018 tersebut ditargetkan selesai pada 2023 mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berpesan agar dilakukan penghijauan di samping pembangunan yang dilakukan. Itu menjadi indikator penilaian suatu konstruksi bagus atau tidaknya, sehingga bendungan harus dilakukan pengamanan lereng serta penghijauan.
"Jangan biarkan tanah yang telah digali/dikupas terbuka, tetapi langsung ditutup. Tanami dengan pohon buah-buahan dan bambu untuk mencegah terjadinya longsor," kata dia dalam keterangannya, dikutip Senin (3/9/2022).
Plt Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II Feriyanto Pawenrusi menjelaskan, bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 45,78 juta m3, yang akan mengairi irigasi seluas 4.500 hektare (ha), mereduksi banjir 230 m3/dt dan menyediakan air baku dengan debit 0,13 m3/dt serta menjadi potensi listrik mencapai 1 MW.
Bendungan Temef dengan total biaya sekitar Rp 2,7 triliun, dibagi menjadi empat paket pekerjaan, yakni paket 1 dikerjakan PT Waskita Karya-PT Bahagia Bangun Nusa, KSO dan paket 4 oleh PT Waskita Karya-Bahagia-Guntur, KSO meliputi pekerjaan bangunan pengelak, bendungan utama, hidromekanikal dan bangunan fasilitas. Untuk paket 2 dan 3 dikerjakan PT Nindya Karya-PT Bina Nusa Lestari, KSO yang meliputi pekerjaan bangunan pelimpah dan jalan akses.
"Saat ini progres konstruksinya secara keseluruhan sebesar 68,49 persen dan ditargetkan seluruhnya rampung pada 2023, yang direncanakan dapat mulai pengisian air bendungan (impounding) sekitar Agustus 2023," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Bendungan Temef di NTT Senilai Rp2,7 Triliun Ditargetkan Selesain 2023 "
Editor : Stefanus Dile Payong