JAKARTA - Kopassus merupakan pasukan elite yang disegani di dunia. Pasukan ini dibentuk pada 16 April 1952 oleh Panglima Tentara Territorium III/Siliwangi Kolonel AE Kawilarang atas gagasan Letkol Slamet Riyadi.
Pasukan dengan ciri khas baret merah dan seragam loreng darah mengalir ini memiliki kemampuan khusus yang mematikan dan mampu bergerak cepat dan senyap di setiap medan.
Spesifikasi Kopassus antara lain antigerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen, sabotase, dan anti-teror. Pasukan ini memiliki slogan, “Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal di Medan Laga”
Berdasarkan informasi resmi dari laman resmi Kopassus dan buku berjudul “Kopassus untuk Indonesia”, pasukan Korps Baret Merah ini memiliki motto “Berani, Benar, Berhasil” dan memiliki lambang atau logo yang menggambarkan Komando.
"Lambang tersebut tertera di Pataka Kopassus maupun emblem di Baret Merah," dikutip SINDOnews, Minggu (4/9/2022).
Berdasarkan sejarah, lambang Kopassus dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto pada 1955 yang saat itu menjabat perwira Biro Pengajaran. Dia dibantu juru gambar Sersan Hasan.
Lambang memadukan unsur Komando berupa, pisau komando. Kemudian jangkar yang menggambarkan unsur laut atau air dan sepasang sayap yang menggambarkan unsur udara. Ketiga unsure tersebut dibingkai oleh tali komando berwarna kuning keemasan.
Berikut ini elemen di Lambang Kopassus:
1. Pisau Komando terhunus tegak lurus ke atas
2. Sepasang Sayap
3. Jangkar
4. Bingkai pengikat segi delapan
5. Tulisan “Tribuana Chandraca Satya Dharma”.
Elemen lambang Kopassus di atas memiliki arti dan makna yakni:
1. Pisau Komando terhunus tegak lurus menunjukkan tugas pokok di darat
2. Jangkar menunjukkan tugas Kopassus di laut
3. Sepasang sayap menunjukkan tugas Kopassus di udara
4. Bingkai melambangkan ikatan jiwa Korps Kopassus
5. Tulisan Tribuana Chandraca Satya Dharma bermakna berikut ini
Tribuana:
Sebagai manusia hamba Tuhan yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna maka dalam pribadinya terdiri dari tiga unsur yaitu cipta, rasa dan karsa yang harus diaktualisasikan sebagai karya nyata. Sebagai prajurit harus mampu berkiprah di tiga matra yaitu darat, laut dan udara.
Chandraca:
Sebagai senjata ampuh berbentuk tombak bermata tiga dan hanya digunakan pada saat terakhir dalam pertempuran. Senjata ampuh yang berbentuk kecil menggambarkan bahwa Pasukan Khusus meletakkan kemampuan di atas jumlah dan digunakan untuk tugas-tugas yang bernilai strategis.
Satya Dharma:
Kesetiaan dan dedikasi sebagai sifat yang tidak terpisahkan dari sifat luhur prajurit yang dijiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Tribuana Tribuana Chandraca Satya Dharma
Prajurit yang telah menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir dan andal bergerak secara cepat di berbagai medan baik di darat, laut, dan udara. Berjiwa patriotik yang tinggi, senantiasa siap sedia melaksanakan tugas pokok ke setiap penjuru dan siap menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan NKRI berlandaskan Pancasila.
Editor : Stefanus Dile Payong