MOSKOW, iNews.id - Pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev meninggal dunia pada Selasa lalu karena syok dengan perang Rusia-Ukraina. Beberapa bulan sebelum meninggal, Gorbachev sempat mengungkapkan keterkejutan dan rasa bingung mengapa Rusia menyerang Ukraina. Psikologinya hancur dengan invasi Rusia ke Ukraina. Hal itu disampaikan penerjemah Gorbachev, Pavel Palazhchenko. Dalam percakapan keduanya beberapa pekan lalu, Gorbachev mengungkapkan kepada betapa traumanya dia melihat kejadian-kejadian di Ukraina.
“Bukan hanya operasi (militer khusus) yang dimulai pada 24 Februari, tapi seluruh evolusi hubungan antara Rusia dan Ukraina selama beberapa tahun terakhir benar-benar merupakan pukulan besar baginya. Itu benar-benar menghancurkannya secara emosional dan psikologis," pria yang sudah bekerja untuk Gorbachev selama 37 tahun itu, kepada Reuters, dikutip Jumat (2/9/2022).
“Sangat jelas dalam percakapan kami dengannya, dia terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi (setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Februari) karena berbagai alasan. Dia tidak hanya percaya pada kedekatan rakyat Rusia dan Ukraina, dia percaya bahwa kedua negara itu berbaur," ujarnya.
Dalam foto-foto KTT AS-Rusia pada 1980-an, Palazhchenko (73) tampak menempel Gorbachev saat berbincang dengan presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Ronald Reagan.
Sampai menjelang kepergian Gorbachev di usia 91 tahun, Palazhchenko masih menjadi orang dekatnya, termasuk menjadi tempat mencurahkan pemikirannya. Palazhchenko juga tetap menjaga hubungan dengan putri Gorbachev, Irina.
Dia menambahkan Gorbachev juga masih memiliki keluarga di Ukraina. Di kantor Yayasan Gorbachev di Moskow terpajang foto raksasa mendiang istrinya Raisa yang ayahnya berasal dari Ukraina. Saat masih menjabat sebagai presiden Uni Soviet, Gorbachev nerupaya mempertahankan 15 republik Uni Soviet, termasuk Ukraina, tetapi gagal setelah reformasi yang dia dengungkan.
Editor : Stefanus Dile Payong