KAIRO - Kedutaan Besar Rusia di Mesir mengecam Perdana Menteri Israel Yair Lapid atas operasi militer Israel di Jalur Gaza pada 9 Agustus. Kedutaan menuduh Lapid munafik karena menembaki Gaza sambil mengutuk tindakan militer Rusia di Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun media sosialnya, kedutaan menunjukkan tangkapan layar dari cuitan Lapid yang diposting di Twitter pada 3 April tentang pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, yang dikaitkan dengan pasukan Rusia.
“Tidak mungkin untuk tetap acuh tak acuh dalam menghadapi gambar-gambar mengerikan dari kota Bucha dekat Kiev, dari setelah tentara Rusia pergi. Dengan sengaja melukai penduduk sipil adalah kejahatan perang dan saya sangat mengutuknya," tulis Lapid dalam cuitannya saat itu.
Mencela Lapid, kedutaan mengatakan: "Bandingkan kebohongan Yair Lapid tentang (Ukraina) pada April dan upaya untuk menyalahkan dan menuding (Rusia) atas kematian orang-orang di Bucha yang dibunuh secara brutal oleh Nazi dengan seruannya pada Agustus untuk pemboman dan serangan di tanah (Palestina) di Jalur Gaza. Bukankah itu standar ganda, sama sekali mengabaikan dan menghina kehidupan orang Palestina?".
Kedutaan Besar Rusia di Israel tidak membagikan postingan tersebut. Namun, ini bukan satu-satunya reaksi Rusia terhadap Operasi Breaking Dawn yang dilancarkan Israel di Gaza.
Dilansir dari Al Monitor, pada 6 Agustus, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pernyataan tertulis mengatakan: “Kami mengamati dengan sangat khawatir bagaimana peristiwa berkembang,” menyerukan “pada semua pihak yang terlibat untuk menahan diri secara maksimal.”
Posting dari kedutaan itu dirilis hampir bersamaan dengan panggilan telepon antara Presiden Israel Isaac Herzog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kantor Herzog menjelaskan bahwa panggilan telepon dilakukan sebagai bagian dari kampanye Israel untuk mencegah Moskow menutup operasi Jewish Agency di Rusia. Menurut pernyataan dari kantor itu, kedua Presiden “membahas hubungan bilateral Israel-Rusia, termasuk tantangan orang-orang Yahudi di Diaspora”, tanpa membahas mengenai apa yang terjadi di Gaza.
Pada 5 Juli Kementerian Kehakiman Rusia memerintahkan Jewish Agency di negara itu, yang menjadi pemberitaan utama di Israel. Delegasi senior Israel telah melakukan perjalanan ke Moskow untuk membahas masalah ini dengan pihak berwenang Rusia, namun kabarnya belum ada solusi yang tercapai.
Editor : Stefanus Dile Payong