ROMA, iNews.id - Geng bersenjata menculik sebuah keluarga Italia di Mali bagian selatan. Belum jelas siapa pelaku penculikan, lokasi penyekapan para korban hingga motif aksi ini. Sepasang suami istri berusia 70-an tahun dan putra mereka berusia 50 tahun diculik pada Jumat (20/5/2022) malam. Pihak gereja dan Kementerian Luar Negeri Italia mengonfirmasi penculikan itu dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara gereja Saksi-Saksi Yehuwa di negara tetangga, Senegal melaporkan, penculikan terjadi saat kekerasan meluas di negara yang telah dirusak oleh pemberontakan bernuansa agama. Keluarga Italia itu tinggal di Mali untuk alasan pribadi dan bukan terkait misionaris. Media setempat melaprokan, seorang warga Togo diculik bersama dengan orang Italia. Sayangnya, juru bicara tersebut mengaku tidak dapat mengkonfirmasi hal itu.
Kementerian Luar Negeri Italia mengatakan, pihaknya terus melakukan segala upaya untuk menemukan dan membebaskan para korban.
"Unit Krisis melakukan segala upaya, termasuk berkoordinasi dengan badan-badan Negara yang berkompeten untuk menemukan solusi positif untuk kasus ini," katanya. Penculikan meningkat baru-baru ini di Mali. Militan Islam yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS memperluas kehadiran mereka lebih jauh ke selatan dari benteng mereka di utara dan tengah. Militan juga menggunakan Mali sebagai landasan peluncuran serangan di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat dan ke tetangga pesisirnya.
Sebaliknya, penculikan orang asing telah menurun di Sahel. Keamanan yang buruk membuat sebagian besar orang enggan bepergian ke daerah berisiko tinggi. Namun pada April 2021, jurnalis Prancis Olivier Dubois diculik di Kota Gao oleh militan terkait al Qaeda. Dia diyakini tetap menjadi sandera hingga saat ini.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait