JAKARTA, iNews.id - Dalam menghadapi tantangan masyarakat 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), perlu dilakukan upaya berkelanjutan. Ada tiga elemen utama yang saling terkait untuk mengatasi masalah di daerah 3T, yakni pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Jika terjadi sinergi berkelanjutan di ketiga bidang ini, maka masalah yang ada di daerah 3T dapat diatasi dengan baik. Pernyataan ini disampaikan oleh Fransiscus Go, seorang tokoh masyarakat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah memberikan materi diskusi di kantin Kendal, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (29/12) kemarin.
Frans, yang dikenal sebagai salah satu calon Gubernur NTT pada 2024 mendatang, menyatakan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan sektor swasta dapat membawa harmonisasi dalam pengembangan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Sinergi ini juga terbuka untuk putra-putri terbaik NTT yang memiliki solusi dan niat baik untuk mengatasi setiap masalah dalam lingkup terkecil di sekitar mereka.
Menurut Frans, pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah nasib seseorang. Namun, dia menyoroti beberapa kendala dalam pemetaan permasalahan pendidikan.
Salah satu tantangan utama adalah akses pendidikan yang terbatas bagi anak-anak, karena orang tua mereka membutuhkan bantuan tenaga untuk pekerjaan di kebun atau karena kurangnya fasilitas sekolah di daerah mereka.
Frans juga menilai bahwa meskipun partisipasi usia sekolah SD-SMP di NTT mencapai 80%, hanya sekitar 20% anak yang melanjutkan ke SMA dan perguruan tinggi. Menurutnya, perlu ditingkatkan partisipasi anak-anak dalam pendidikan tinggi.
Dia juga menyoroti masalah infrastruktur sekolah dan akses jalan yang rusak, serta perlunya peralatan teknologi yang memadai untuk mendukung pengajaran di Era Digital.
Dari segi ekonomi, Frans menghubungkan kondisi perekonomian masyarakat NTT dengan peluang setiap anak untuk mendapatkan pendidikan.
Dia mencatat bahwa tingkat kemiskinan NTT masih tinggi, dan untuk mengatasi hal ini, pemerintah dapat mengadopsi program-program yang telah berhasil di provinsi lain.
Frans mencatat bahwa ekonomi biru dapat menjadi solusi, dengan memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya laut dengan tepat. Dia percaya bahwa pemerintah dapat menarik investasi swasta dengan mempermudah proses perizinan.
Dalam hal kesehatan, Frans menyebut bahwa akses terhadap layanan kesehatan masih dalam tahap perkembangan, terutama di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau oleh tenaga kesehatan.
Dia menyoroti masalah stunting dan angka kematian bayi yang tinggi, serta menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk menangani masalah gizi.
Frans juga memaparkan bahwa Kupang sudah memiliki fasilitas kesehatan berstandar trauma center, seperti Rumah Sakit Siloam.
Dia berharap rumah sakit dengan fasilitas serupa dapat tersebar di seluruh NTT untuk mendukung kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Dalam mengakhiri pernyataannya, Frans menekankan perlunya kerjasama dan ide kreatif untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat NTT, mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi demi NTT yang lebih baik.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait