Jumat Agung, Pembaharuan Iman OMK Paroki ST Theodorus Weluli Gelar Drama Penyaliban Yesus Kristus

Stefanus Dile Payong
Orang muda Katolik Paroki St Thodorus Weluli melaksanakan kisah sengsara Tuhan dalam drama penyaliban Tuhan, jumat,(07/04/2023) foto iNews TV , Evan Payong.

ATAMBUA, iNewsBelu.id - Jumat Agung merupakan peristiwa iman yang dilakukan oleh kisah Yesus kristus yang rela meyerahkan
dirinya untuk disiksa hingga dibunuh diatas kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia dari kesalahan dan dosa dua ribuan tahun
silam. Dan untuk memperbaharui pristiwa iman dalam kehidupan setiap harinya. 

Orang muda katolik paroki santo Theodorus Weluli Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu NTT memperingati jumat agung wafatnya yesus kristus di kayu salib jumat (07/04/ 2023) dengan menggelar ritual jalan salib hidup perayaan jalan salib hidup ini sebagai rangkaian mengenang  kisah sengsara penyaliban yesus. 

Jalan salib hidup ini dimaksudkan mengingatkan umat manusia untuk tidak lagi berbuat dosa setelah yesus kristus menebus dosa manusia
dengan wafat di kayu salib karena pengkhianatan muridnya yang bernama yudas saat yesus bersama ketiga muridnya--petrus, yakobus,
dan yohanes sedang berdoa di taman gestamani namun karena keserakaahn yudas sehingga ia rela menjual yesus dengan 30 keping perak
kepada imam - imam agung dan ahli taurat sehingga ia ditangkap oleh pasukan kerajaan romawi Yesus merelakan dirinya ditangkap dan
dibelenggu untuk menebus dosa manusia.

Penderitaan yesus belum berakhir karena ia harus memikul salib menuju bukit golgota sepanjang perjalanan yesus mendapat hinaan dan
siksaan dari pasukan romawi dan penduduk yang tak menyukainya.

Kesedihan yang mendalam dan tangis air mata keluar dari maria ibu kandung yesus saat melihat anaknya disiksa dan memanggul kayu
salib yang begitu berat ini merupakan perjumpaan terakhir antara yesus dan bunda maria. di bukit golgota yesus akhirnya disalib di tiang
salib dan pada hari ketiga setelah kematian yesus bangkit  hari kebangkitan yesus diperingati sebagai hari paskah.
 

Vitalis Toi Ketua pendamping orang muda katolik sekaligus sebagai sutradara prosesi jalan salib ini mengatakan dramatisasi jalan salib ini
diperankan oleh orangmuda katolik bertujuan untuk memperbaharui diri dan iman para umat diparoki ini secara khusus bagi kaum muda,
kita semua tau disaat sekarang banyak kaum muda sudah mulai lupa dengan kisah sengsara Tuhan dikarenakan perubahan zaman dan
perkembangan dunia digital saat ini oleh karena itu melalui drama kisah sengsara Tuhan hari ini kaum muda bisa kembali memperbaharui
iman sehingga melalui kisah perjalanan sengsara Tuhan Yesus para kaum muda bisa menjadi contoh yang baik bagi diri keluarga dan
masyarakat.

"Dramatisasi kisah sengsara Tuhan yang dilakukan hari ini bertujuan untuk pembaharuan iman umat di paroki ini, terutama para kaum
muda katolik, karena saat ini dengan perbahan zaman banyak sekali para orang muda mulai lupa dan bahkan ada yang menjauhkan diri
dari gereja, maka dengan di pentaskan drama penyaliban Tuhan pada hari ini orang muda bisa kembali menata imannya dan mau hidup
lebih baik unutk diri sendiri, kelurga dan masyarakat," ungkap Vitalis.

Dirinya juga menambahkan semoga dengan drama jalan salib yang di pentaskan hari ini dapat menggugah hati umat manusia di paroki ini
agar terus hidup berdampingan dan saling memaafkan karena dalam diri yesus kristus yang tidak bersalah namun rela menyerahkan dirinya
unutk disalibkan demi menyelamatkan umat manusia. 

"Kita berharap para umat bisa memaknai kisah sengsara Tuhan dalam kehidupanya sehari - hari karena dengan begitu maka akan selalu
terciptanya kerukunan dan kedamaian ditengah masyarakat," katanya.
 

Selain itu pastor paroki Santo Theodorus Weluli Romo Agustinus Klau juga menambahkan sebagai pastor paroki saya sangat
berterimakasih kepada para umat khsusunya para orang muda yang sudah terlibat dalam kegiatan drama jalan salib Tuhan hari ini mari kita
memanggul salib kita masing - masing sebagai bentuk pembaharuan diri atas semua dosa dan salah yang kita perbuat.

Selain itu para umatsekalian dapat memaknai jalan salib ini dalam keseharian hidup ditengah masyarakat karena dalam kisah sengsara Tuhan ini kita dapat
diajarkan bagaimana menajdi pribadi yang sabar dan memaafkan atas kesalahan orang lain tehadap diri kita, jika ini kita lakukan maka
dengan sendirinya akan selalu terciptanya kerukunan antar sesama kita.

"Diharapkan juga semoga kisah sengsara yang sudah dilakukan hari ini para umat lebih mendekatkan diri gereja ritual jalan salib di belu itu
adalah sebagai refleksi dalam kehidupan agar setiap orang selalu melayani sesama bukan demi kepentingan pribadi seperti yang dilakoni
yudas yang berkhianat kepada yesus, Ungkap Romo Agus.

Editor : Stefanus Dile Payong

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network