KUPANG, iNews.id – Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagaimana masyarakat di belahan dunia lain menderita diterjang badai pandemi Covid-19. Untuk memulihkan perekonomian rakyat, Bank NTT fokus menjalankan perannya sebagai agen pembangunan.
“Selain sebagai financial intermediary, kita akan memaksimalkan peran sebagai agen pembangunan,” kata Direktur Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho kepada wartawan di Kupang.
Misi mengedepankan peran pembangunan ditonjolkan mengingat beratnya dampak pandemi Covid-19 bagi rakyat NTT. Dengan pulihnya ekonomi NTT, diharapkan Bank NTT pun bisa menggenjot kinerja di masa-masa mendatang.
Riwu Kaho mengaku upaya menonjolkan peran pembangunan, tentu saja tidak muncul tiba-tiba. Upaya pembenahan sudah dilakukan secara internal sehingga Bank NTT berstatus sehat.
“Kita sudah dinyatakan sebagai bank sehat oleh OJK pada Juni 2021 dari sebelumnya sebagai bank cukup sehat,” ungkapnya.
Status bank sehat dicapai setelah Bank NTT berhasil menekan rasio kredit bermasalah (NPL-non performing loan). Pada Desember 2020, NPL sebesar 4,8 persen dan terus menurun seiring upaya penanganan.
“Sekarang NPL Bank NTT 2,6 persen,” cetus Riwu Kaho.
Penurunan NPL terjadi setelah Bank NTT melelang asset yang menjadi agunan kredit. Ia mengakui saat pandemi, banyak bisnis mengalami gangguan termasuk sejumlah nasabah bank NTT.
“Risiko kredit macet adalah risiko yang melekat pada perbankkan. Namun keberadaan aset untuk kredit berskala besar membuat penanganan bisa dilakukan dengan segera,” jelasnya.
Ia menepis adanya pemberitaan di sejumlah media lokal bahwa ada kredit fiktif berskala besar di Bank NTT. Salah satunya adalah PT Budimas Pundinusa. “Tidak ada itu. Kredit yang bermasalah sudah diselesaikan. Bahkan kewajiban pokok sudah teratasi dengan penjualan aset yang menjadi jaminan kredit. Sedangkan masalah sisanya sedang dinegosiasikan,” paparnya.
Riwu Kaho menambahkan dengan berstatus sehat seiring penurunan NPL hingga 2,6 persen, Bank NTT leluasa mengembangkan diri termasuk tekadnya menjadi bank devisa. Modal inti Bank NTT sekarang mencapai Rp2,1 triliun dan tahun depan ditargetkan menjadi Rp3 triliun sesuai komitmen para pemegang saham.
Untuk menjalankan agen pembangunan guna membangkitkan ekonomi NTT paska pandemi, salah satu program yang diluncurkan adalah Kredit Merdeka. “Kredit ini ini plafonnya Rp1-10 juta. Namanya kredit merdeka sehingga tanpa agunan dan pengucurannya cepat. Hanya KTP, KK dan jenis usahanya saja,” terang banker jebolan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini.
Kredit merdeka sejauh ini sudah disalurkan kepada 6.000 nasabah sejak diluncurkan pada Agustus 2019. “Meskipun tanpa agunan, pada kenyataannya tidak ada yang macet sehigga Kredit Merdeka ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk membangkitkan ekonomi masyarakat NTT,” kata Riwu Kaho.
Kredit Merdeka ini disalurkan pada pelaku usaha mikro di pedesaan. Melalui Kredit Merdeka, kini mulai membanjir produk dari pedesaan seperti teh kelor, kopi, gula cair, dan aneka kerajinan berkemasan baik dan berstandar mutu tinggi. Bank NTT menggandeng sejumlah pihak untuk memastikan mutu produk UKMK sehingga bisa diserap pasar secara luas.
Peran Pengawasan DPRD NTT
Viktor Mado Watun, Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kupang memberikan apresiasi tinggi atas capaian Bank NTT. Dia menegaskan, sebagai wakil rakyat, Komisi III secara rutin menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk memantau perkembangan Bank NTT dari waktu ke waktu.
“Secara rutin, RDP itu tiga kali setahun, tetapi bisa sampai 6 kali jika ada informasi yang perlu didalami,” kata politisi dari Fraksi PDIP ini.
Ia mencontohkan adanya kredit yang dikucurkan senilai Rp100 miliar pada PT Budimas Pundinusa. Kredit sempat mengalami masalah seiring pandemi Covid-19. Namun permasalahan tersebut sudah teratasi dengan dilelangnya agunan kredit.
“Kita mendengar adanya kredit bermasalah dan kita cek ke OJK juga. Namun sekarang sudah teratasi karena asetnya sudah dilelang,” tuturnya.
Victor Mado Watun menandaskan kredit bermasalah harus segera diatasi. Sebagai wakil rakyat, ia tidak ingin uang rakyat NTT yang ditanamkan di bank NTT tidak terkelola dengan baik.
“Kita mengapresiasi kinerja Bank NTT, saat ini statusnya sudah dinyatakan sehat oleh OJK sehingga bisa menjalankan peran untuk mendorong kemajuan NTT,” pungkas Victor Mado Watun.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait