BANDA ACEH, iNewsBelu.id - Sejumlah nelayan tradisional di Dermaga Lampulo, Banda Aceh mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak ( BBM ). Pasalnya, sebagian mereka tidak bisa melaut karena tak sanggup membeli BBM jenis solar.
Kini, terlihat antrean panjang kapal-kapal milik nelayan tradisional di dermaga sandar Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, pascapemerintah resmi menaikkan harga BBM.
Kapal-kapal ini terpaksa bersandar, karena para nelayan tidak mendapatkan bahan bakar jenis solar untuk melaut, selain terbatas nelayan mengaku pengeluaran mereka juga harus dihemat, karena BBM naik akan berdampak terhadap berbagai kebutuhan perekonomian rumah tangga.
Para nelayan meminta pemerintah untuk dapat menurunkan harga beli bahan bakar karena tidak semua hasil tangkapan nelayan akan dibeli dengan harga yang sesuai.
“Kami harap harga beli bisa diturunkan karena tidak semua tangkapan nelayan dibeli dengan harga yang sesuai,” kata salah seorang nelayan Aceh di dermaga, Muhammad Jaki.
Senada diungkapkan nelayan lain, Yulinal Zahri. Selain faktor harga yang naik, nelayan di TPI Lampulo Banda Aceh juga meminta pihak pertamina agar bisa menambah jumlah pasokan BBM jenis solar untuk kebutuhan para nelayan untuk melaut.
“Kami minta pasokan bisa ditambah, karena selama ini diperuntukkan 4 ton bagi kapal pagi dan 4 ton bagi kapal yang antre siang,” katanya. Diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM sejak tanggal 3 September 2022. Dengan rincian, Pertalite dari Rp 7,650/lt menjadi 10rb/lt kemudian, solar subsidi dari Rp 5.150/lt mejadi Rp 6.800/lt. pertamax non subsidi dari 12.500/lt menjadi 14.500/lt
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait